PADANG, mimbarnasional.com — Elektabilitas bakal calon Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah, pada lima bulan jelang pemungutan suara, cenderung menurun. Salah satu penyebabnya ialah maraknya kasus korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumbar.
Hal itu terungkap dalam survei tingkat keterpilihan calon gubernur pilihan publik yang dipakukan Integral Research and Communication. Survei itu merekam tingkat elektabilitas Mahyeldi hanya sebesar 31,2 persen.
“Survei ini dilakukan dengan cara simulasi terbuka terhadap 1.200 responden. Periode pelaksanaannya pada 26 Mei-8 Juni 2024,” terang Analis Integral Research and Communication, M. Riswan, Rabu (19/6/2024).
Ia mengatakan, tingkat keterpilihan Mahyeldi merosot tajam jika dibandingkan dengan survei enam bulan sebelumnya. Pada Januari 2023, elektabilitas Mahyeldi berada di angka 55 persen.
“Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan elektabilitas itu ialah banyaknya kasus korupsi yang terjadi di Pemprov Sumbar. Ditambah lagi dengan mencuatnya kembali kasus dugaan korupsi PT Asuransi Bangun Askrida yang menyeret nama Mahyeldi,” papar Riswan.
Lebih lanjut ia menyebutkan, pilihan publik Sumbar terhadap calon gubernur masih sangat dinamis. Survei merekam, ada sekitar 28,8 persen responden yang belum menentukan pilihan, jika nanti hanya ada dua calon gubernur yang bertarung di pilkada.
“Pada skema pertanyaan head to head, elektabilitas Mahyeldi dan Epyardi masih cukup berimbang. Ada sekitar 38,5 persen responden yang memilih Mahyeldi dan 32,7 persen responden yang memilih Epyardi,” pungkasnya. (mn/*/ton)