PADANG, mimbarnasional.com — World Islamic Entrepreneurs Summit (WIES) pada 6-9 September 2023 yang dipusatkan di Pangeran Beach Hotel, diharapkan dapat membuka peluang Sumbar menjadi pusat perdagangan produk halal. Karena itu, kehadiran pengusaha-pengusaha dan pedagang dari berbagai negara, dapat memperkuat keberadaan industri halal khususnya di Indonesia.
Harapan itu disampaikan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sumbar, Dr. Sari Lenggogeni dalam media gathering sekaligus launching media center WIES di Kupi Batigo, Sabtu (15/7/2023).
Dijelaskan Sari, WIES tidak ajak summit dan expo, tapi juga bagaimana menjadikan Sumbar sebagai pusatnya perdagangan halal di dunia serta dapat melahirkan berbagai kebijakan terkait industri halal yang saat ini digagas banyak negara di dunia.
“Ditunjuknya Sumbar sebagai tuan rumah WIES 2023 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), karena Entrepreneur skill orang Minang sudah sangat teruji. Apalagi Sumbar dikenal dengan filosofi Adat Basandi Syarak, syarak basandi kitabullah, dimana kemampuan berdagang minang sudah mendunia dan basic agamanya tak perlu diragukan,” kata Sari.
Dilanjutkan, keberadaan Industri halal itu juga dalam upaya menciptakan ekonomi yang inklusif. Nah, sejauh ini ada 5 negara yang konsen pada industri halal di dunia, dimana semuanya diundang menghadiri WIES di Sumbar. Karena, WIES selain expo juga diharapkan menjadi forum investasi dan perdagangan antar pelaku usaha.
“Hampir 10 negara yang akan hadir di WIES Summit di Sumbar. Merekalah yang akan jadi trading dan pembeli dari produk kita nantinya, ada Jepang, Vietnam, Malaysia, Chili, Thailand dan lainnya,,” ucap Sari.
Terkait dengan upaya memperbesar transaksi bisnis di ajang WIES, ungkap Sari, akan digawangi oleh ASITA. Pihak ASITA lah yang akan mengawal dari transaksi bisnis selama WIES. Dengan begitu bisa diharapkan adanya value dari nilai perdagangan yang terjadi, mengingat akan banyaknya hadir pemodal-pemodal dan bayers dari produk ekonomi kreatif yang ditampilkan selama WIES berlangsung.
“Penyelenggara WIES merupakan kolaborasi Kemenparekraf, BPPD dan Dinas Pariwisata Sumbar. Harapannya Sumbar menjadi pusatnya produk halalnya di Indonesia,” ucap Sari.
WIES mengakui bahwa teknologi digital memiliki potensi untuk menyamakan kedudukan dan memberikan peluang bahkan bagi individu yang paling terpinggirkan. Karena itu, Sari mengundang semua pelaku bisnis untuk hadir yang ajang WIES yang bertajuk “Membangun Kerangka Ekonomi Inklusif di Dunia yang Terpolarisasi”
“Dengan nilai inklusivitas dan membuka akses untuk peluang kewirausahaan, WIES dapat membantu individu dan pelaku bisnis muslim maupun industri halal dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan agar berhasil dalam ekonomi digital,” terang Sari.
Ditambahkan Vera Damayanti, sang arsitek WIES yang juga merupakan tim kreatif dari Kemenparekraf, banyak negeri yang bukan Islam, namun berminat terhadap industri halal. Karena itu, WIES di Sumbar, diharapkan mempromosikan produk halal di seluruh dunia.
“Kegiatan ini juga dalam upaya menaikkan pride Minangkabau di pentas dunia. Saya siap membantu total kegiatan WIES ini, karena itu kita perlu menyamakan persepsi tentang WIES sehingga upaya mengkondisikan Sumbar sebagai pusat dagang halal dapat terwujud,” ucapnya.
Dikatakan Vera, perlu juga disamakan narasi, bagaimana kegiatan WIES ini tidak saja menjadi kegiatannya gubernur, BPPD atau lainnya, tapi adalah kegiatan orang Sumbar atau orang minang.
“Kita harapkan, bagaimana kita bisa menggiring opini publik terhadap kegiatan WIES ini sehingga kita orang minang merasa memiliki dan ikut mensukseskannya,” harap Vera.
Sementara itu CEO World Islamic Forum Malaysia yang juga Trader Industri Halal di Malaysia, Fazil, sebagai sosok yang membantu konsep promosi WIES mengatakan bahwa sari ajang WIES nantinya juga dapat berkolaborasi dengan negara-negara lain dalam membuat kebijakan. Apalagi Indonesia merupakan negara Islam terbesar di dunia dan sangat strategis dalam membangun industri halal.
“WIES ini sangat strategis. Saat ini kebanyakan pelaku usaha negara-negara di dunia masih berjuang untuk mendapat akses dan kebijakan terhadap industri halal,” kata Fazil.
Sedangkan pegiat pariwisata Sumbar, Muhammad Zuhrizul mengatakan bahwa even WIES ini awalnya Aceh jadi ruan rumah, karena di sisi keislamannya lebih banyak. Namun pilihan jatuh pada Sumbar, karena orang minang selain sisi keislamannya juga lebih kuat sisi perdagangannya.
“Karena itu, sangat diharapkan kehadiran pengusaha-pengusaha Minang dari seluruh dunia, agar kegiatan ini jadi lebih bermakna dengan terjadinya transaksi bisnis antar pedagang dan pelaku bisnis halal di dunia,” ucap Mak Etek sapaan akrab Zuhrizul yang juga Ketua TPP DEWI Sumbar.
WIES adalah gerakan ekonomi global untuk memberdayakan 99% populasi masyarakat di seluruh dunia melalui pemberdayaan ekonomi dan kolaborasi bisnis di dunia yang semakin digital.
WIES menekankan kerangka Islami pada kolaborasi lintas batas untuk meningkatkan perdagangan antar negara dan memperluas peluang bagi pengusaha Muslim di pasar yang berbeda.
WIES berfokus pada 3 dorongan strategis:
1. Membangun WIESociety untuk menghubungkan komunitas pengusaha global
2. Penguatan jaringan dan ekosistem bisnis, pariwisata dan UMKM dengan mengadaptasi inovasi digital
3. Kolaborasi ekonomi lintas batas untuk memperluas peluang bagi pengusaha dan akses yang adil ke sumber daya dan peluang. (mn/ang)