Berikrar Setia NKRI, Eks NII Dirikan Yayasan Dharmasraya Islamic Forum

Polda Sumbar menyerahkan bantuan ke Yayasan Dharmasraya Islamic Forum. di Jalan Lubuk Bulang Nagari Empat Koto, Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya. (Foto.dok/hms)

DHARMASRAYA, mimbarnasional.com —
Yayasan Dharmasraya Islamic Forum berkomitmen untuk terus merangkul dan membina masyarakat yang pernah terpapar paham radikalisme dan terorisme untuk kembali setia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal itu diungkap Wawan Hermawan, selaku pembina Yayasan Dharmasraya Islamic Forum yang berpusat di di Jalan Lubuk Bulang Nagari Empat Koto, Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya.

Bacaan Lainnya

“Kami siap mendukung dan berperan membangun bangsa dalam bingkai NKRI, dan siap menangkal paham radikalisme melalui peningkatan wawasan kebangsaan,” kata Wawan Hermawan, Jumat (24/2).

Wawan melanjutkan, Yayasan Dharmasraya Islamic Forum , merupakan yayasan yang memberikan pembinaan terhadap eks anggota NII (Negara Islam Indonesia) yang sudah berikrar setia kepada NKRI dan Pancasila.

“Itu menjadi sebuah program kami untuk mengembalikan saudara-saudara kami yang mungkin selama ini telah terpapar pemahaman anti Pancasila, anti NKRI akan dikembalikan, akan berusaha semaksimal mungkin untuk dikembalikan, kembali setia kepada NKRI,” ucapnya.

Menurut Wawan, masyarakat menyambut baik keberadaan organisasinya yang terbentuk pada Desember 2022, bahkan sering bekerja sama dengan perangkat nagari, dan pihak kepolisian.

“Melalui seminar-seminar kebangsaan kami memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk meningkatkan wawasan kebangsaan,” ungkap Wawan, menyampaikan, anggota yayasan berjumlah sekitar 50 orang.

Ia menegaskan, pemahaman radikalisme yang anti Pancasila dan anti NKRI harus diwaspadai. Oleh sebab itu, pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

“Para Dai juga harus dikumpulkan supaya masyarakat bisa memahami paham radikal itu, karena kalau cuma kami
yang menyebarkan juga nggak bisa lebih luas,” sebut Wawan.

Wawan mengakhiri, anggota harus belajar ilmu agama berdasarkan sumber yang benar. Pemahaman agama harus hati-hati, karena belajar agama tidak boleh sembarangan saja.

“Belajar agama harus dari sumber yang benar. Salah satu contohnya adalah belajar agama itu harus bersanad (berguru), ketika ada pemahaman agama yang tidak bersanad wajib diwaspadai,” tutupnya. (mn/*/ang)

Pos terkait