Stephen King, Sang Raja Cerita Horor

Hanna Irfenia. (foto.dok)

Penulis: Hanna Irfenia
(Mahasiswi Sastra Inggris Universitas Andalas)

Stephen King merupakan seorang penulis novel horor, fiksi supernatural, thriller, dan fantasi berkebangsaan Amerika yang lahir pada 21 September 1947 di Portland, Maine. Lahir dari pasangan Donald Edwin King dan Nellie Ruth Pillsbury King, Stephen kecil ditinggal oleh sang ayah pada saat berumur dua tahun. Sang ayah meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.

Bacaan Lainnya
Sumber Foto : Google

Di masa kecilnya pria yang memiliki nama lengkap Stephen Edwig King ini merupakan seorang anak laki-laki yang gemar membaca. Kebiasaannya membaca didapatkan dari ibunya yang sibuk bekerja, tidak memiliki banyak waktu, serta tidak bisa menyewa pengasuh untuk mengawasi Stephen dan kakaknya. Setiap pulang bekerja, sang Ibu akan menanyakan pertanyaan yang berhubungan dengan buku yang dia berikan kepada anak-anaknya untuk memastikan bahwa mereka benar-benar membacanya.
Stephen kecil merupakan seorang anak yang memiliki imajinasi luas dan tidak terbatas, ia memiliki berbagai macam ketakutan didalam kepalanya. Pada suatu hari, Stephen kecil menemukan sekotak buku cerita fiksi horor fantasi milik sang ayah dan membaca semuanya. Dia menyukai sensasi ‘ngeri’ dan badan yang gemetar setelah membaca cerita-cerita tersebut. Dari sanalah ketertarikan Stephen atas hal-hal yang mengerikan dan menyeramkan dimulai. Stephen yang mulai menyenangi hal-hal berbau horor juga sedikit banyak dipengaruhi oleh Ibunya yang juga memiliki kesukaan yang sama.
Pada saat Stephen berusia tujuh tahun, dia sudah mulai menulis. Stephen mengungkapkan bahwa alasan dia mulai menulis adalah untuk menenggelamkan ketakutan tergelap itu dari benaknya serta menyingkirkannya untuk sementara dari pikirannya. Stephen memulai cerita pertamanya dengan cerita yang ia salin dengan tambahan sana-sini dari buku komik yang ia baca. Cerita selanjutnya yang dia karang sendiri merupakan cerita tentang empat hewan ajaib yang mengendarai sebuah mobil. Dia menunjukkan tulisannya kepada sang ibu yang kemudian tertawa setelah membaca ceritanya. Namun sang ibu merasa bangga dan sangat mengapresiasi dengan memberitahu saudara dan teman-teman mereka bahwa Stephen menulis cerita itu.
Di masa remajanya, Stephen bekerja dengan kakaknya. Sang kakak, David King, merupakan orang yang aktif dan senang berkegiatan. Dia mulai menerbitkan koran lokal dengan judul “Dave’s Rag”. Stephen bekerja dengannya menulis cerita serta beberapa artikel untuk usaha koran sang kakak. Kedua bersaudara ini menjual koran-koran mereka kepada tetangga dan teman-teman sekolah mereka. Salah satu cerita Stephen menjadi populer dan ia mendadak tenar disekolah dan kalangan tetangganya. Kegiatan King di Dave’s Rag membuatnya terpilih menjadi editor koran sekolah, The Drum. Stephen lulus dari Sekolah Menengah Atas Lisbon Falls pada 1966.
Beranjak dewasa, Stephen lulus dari Universitas Maine pada 1970 dengan gelar Bachelor of Arts dalam bahasa Inggris. Di universitas ini Stephen juga bertemu dengan calon istrinya yaitu, Tabitha Spruce. Setelah lulus Stephen mendapatkan sertifikat untuk mengajar di sekolah menengah atas namun sayangnya dia tidak bisa langsung mengajar. Sembari menunggu, Stephen menjual cerita-cerita pendeknya ke majalah-majalah pria seperti Cavalier. Cerita pendeknya yang berjudul “The Raft” dimuat dalam majalah pria Adam. Pada 1971, Stephen diangkat menjadi guru di Hampden Academy. Dia terus menjual cerita-cerita pendeknya kepada beberapa majalah sembari mengerjakan beberapa idenya untuk novel. Di tahun yang sama Stephen menikahi istrinya pada 2 Januari 1971. Istrinya juga merupakan seorang novelis dan aktivis dermawan. King memiliki tiga orang anak, lebih tepatnya dua orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan.
Buku pertama Stephen King yang berjudul “Carrie” merupakan karya debut novel Stephen yang diselamatkan oleh istrinya dari tempat sampah. King yang merasa tulisannya tidak cukup bagus membuang kertasnya ke tempat sampah yang lalu ditemukan oleh istrinya yang terkejut melihat tulisan sang suami dan mendorong King untuk menyelesaikan tulisannya itu. Novel debutnya dengan cepat menjadi hit dipasaran. “Dari novel pertamanya, King menguasai penulisan karakter yang tidak disukai; itu adalah kesuksesan besar ketika seorang pembaca secara aktif tidak menyukai karakter tertentu dengan penuh semangat, ini menunjukkan betapa bagusnya karakter tersebut.” Tulis Janel dalam salah satu artikel review di blognya, Keeper of Pages.
“Ada alasan mengapa mereka memanggilnya “Raja dari Cerita Horor”. Ya itu adalah nama akhirnya. Bagaimanapun juga Stephen King merupakan jembatan cinta pertamaku dengan literatur, film dan tulisan yang menegangkan” ucap Edward Hall yang merupakan penggemar Stephen King via Quora. Banyak orang berkata gaya menulis Stephen terasa baku dan nyata. “Dia menulis karakter-karakter paling cacat yang pernah saya baca. Dia menulis tanpa rasa menyesal, dan saya pikir itu menyegarkan. Dia sangat pandai menunjukkan kepada kita bagian-bagian kemanusiaan yang bahkan tidak terpikirkan oleh kita.” Ujar Amber dalam blognya, The Literary Phoenix. Selama menulis, Stephen fokus kepada hal-hal yang aspek yang jarang diperhatikan, seperti hal-hal yang subtle (tak kentara) misalnya pada sebuah karakter. ”Dia menciptakan karakter yang berkembang dan terbentuk dengan baik serta memberi cerita latar dan kepribadian yang lengkap. Dia menulisnya dengan sangat teliti dan baik sehingga apapun yang mereka katakan atau lakukan di seluruh buku tampak alami dan seperti yang diharapkan dari sang karakter.” Ucap Julian Frank, yang merupakan salah satu pembaca setia novel-novel Stephen King.
”Saya pikir Stephen King mungkin adalah penulis yang paling berkembang di abad ke-20 dan ke-21. Saya pikir dia telah dan terus mengasah keahliannya selama beberapa dekade. Untuk seseorang yang terkenal dan kaya seperti dia, dia telah berhasil dengan tetap sangat rendah hati. Dalam tulisannya, dia “menjaganya tetap nyata” dalam hal karakternya. Mereka sangat dapat dipercaya, berkembang dengan baik dengan banyak kelemahan manusia.” Tulis Nannette Schultz yang menjawab pertanyaan “Apa yang anda pikirkan mengenai Stephen King?” via Quora.
Pada awal tahun 1990-an, buku-buku Stephen King terjual lebih dari 100 juta kopi diseluruh dunia dan namanya menjadi identik dengan genre fiksi horor. Kesuksesan Stephen King tidak lepas dari perjuangan tulisannya yang ditolak berulang kali oleh banyak penerbit. Setiap kali mendapatkan surat penolakan. Stephen akan langsung memakunya di dinding. Dia menulis, mengirim tulisannya, ditolak dan memaku surat-surat penolakan itu di dinding kamarnya. Untuk sampai dititik ini, semuanya merupakan hasil usaha Stephen yang pantang menyerah. “Yang dialami dan dilakukan Stephen King merupakan pelajaran berharga bagi siapapun yang ingin menulis. Bahwa penolakan bukanlah akhir dunia. Bahwa kekecewaan harus dijadikan kekuatan untuk terus bangkit.” Ujar pemilik blog “Suka Ngeblog” pada salah satu artikel di blognya.
Dari banyaknya hasil karya Stephen King, beberapa karya tulisnya yang diadaptasi baik untuk televisi maupun layar lebar melibatkan beberapa sutradara ternama seperti John Carpenter, David Cronenberg, Brian de Palma, Stanley Kubrick dan Rob Reiner. King juga pernah beberapa kali menulis skenario film. Hasil karya Stephen King yang sukses menjadi adaptasi layar lebar beberapanya adalah: The Shining (1980), Christine (1983), Misery (1990), Stand by Me (1986), The Shawsank Redemption (1994), IT (2017), dan Doctor Sleep (2019).
Selain menjadi penulis, Stephen King pernah tergabung sebuah band bernama “Rock Bottom Remainders” yang biasa juga disebut “Remainders”. The Remainders sendiri beranggotakan penulis-penulis terkenal seperti Dave Barry, Amy Tan, Sam Barry, Ridley Pearson, dan Scott Turow. The Remainders sendiri biasanya tampil untuk acara-acara amal. Sayangnya, grup ini bubar pada tahun 2012, sebulan setelah pendiri grup, Kathi Kamen Goldmark meninggal dunia. Selain itu, Stephen memiliki hobi bermain jigsaw puzzle dan tentunya, membaca buku. Pada tahun 2022, Stephen King sendiri sudah menerbitkan beberapa hasil karyanya seperti Fairy Tale, Gwendy’s Final Task (Gwendy’s Button Box Trilogy Book 3), dan Castle Rock Kitchen.***

Pos terkait