Hans Christian Andersen Sang Penulis Dongeng

Ghania Rahmi Andira. (foto.dok)

Penulis: Ghania Rahmi Andira
(Mahasiswi Sastra Inggris UNAND)

Hans Christian Andersen adalah seorang penulis dan penyair asal Denmark. Meskipun seorang penulis yang memproduksi drama, perjalanan, novel, dan puisi, Andersen paling dikenang karena dongengnya. Popularitas Andersen tidak terbatas pada anak-anak, cerita mengungkapkan tema yang melampaui usia dan kebangsaan. Dongeng Andersen, yang telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 125 bahasa, telah menjadi budaya yang tertanam dalam benak semua orang di bagian barat, mudah diakses anak-anak, tetapi menyajikan pelajaran kebajikan dan ketahanan dalam menghadapi kesulitan untuk pembaca dewasa juga. Mereka telah menginspirasi film, drama, balet, dan film animasi.

Bacaan Lainnya
Sumber https://www.google.com/Hans_Christian_Andersen. (Dok)

Hans lahir di kota Odense, Denmark, pada Selasa, April 2, 1805. Dia adalah anak tunggal. Ayah Andersen menganggap Hans terkait dengan bangsawan. Neneknya telah mengatakan kepada ayahnya bahwa keluarga mereka pada masa lalu milik kelas sosial yang lebih tinggi, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa cerita itu hanya rumor. Ayah Hans, yang telah menerima pendidikan dasar, memperkenalkan Andersen dengan sastra, membacakan Arabian Nights. Ibu Andersen, Anne Marie Andersdatter, dididik dan bekerja sebagai pengacara setelah kematian ayahnya pada 1816, dan menikah kembali pada tahun 1818.
Sebuah dongeng yang sangat awal oleh Andersen yang berjudul The Tallow Candle ditemukan dalam arsip Denmark pada Oktober 2012. Kisah, yang ditulis tahun 1820-an itu, adalah tentang lilin yang tidak merasa dihargai. Pada tahun 1829, Andersen menikmati kesuksesan besar dengan sebuah cerita pendek berjudul Perjalanan di Kaki dari Canal Holmen untuk Point Timur Amager.
Upaya awal dalam menulis dongeng adalah penulisan ulang dari cerita yang ia dengar sebagai seorang anak. Andersen membawa genre ini ke tingkat yang baru dengan menulis sejumlah besar dongeng yang baik berani dan asli. Awalnya mereka tidak bertemu dengan pengakuan, sebagian karena kesulitan dalam menerjemahkan mereka dan menangkap kejeniusannya untuk humor dan pathos gelap.

Setelah kunjungan ke Swedia pada tahun 1837, Andersen menjadi terinspirasi oleh Scandinavism dan berkomitmen pada dirinya untuk menulis puisi yang akan menyampaikan keterkaitan dari Swedia, Denmark, dan Norwegia. Itu di Juli 1839 selama kunjungan ke pulau Funen bahwa Andersen pertama kali menulis teks puisinya, Jeg er en Skandinav (Saya seorang Skandinavia). Andersen menulis puisi untuk menangkap “keindahan semangat Nordic, cara ketiga negara adik telah berangsur-angsur tumbuh bersama-sama,” sebagai bagian dari lagu kebangsaan Skandinavia. Komposer Otto Lindblad mengatur puisi ke musik, dan komposisi itu diterbitkan pada bulan Januari 1840. Popularitasnya memuncak pada tahun 1845, setelah itu jarang dinyanyikan. Andersen menghabiskan 2 minggu di Istana Augustenborg pada musim gugur 1844.
Tahun 1845 digembar-gemborkan terobosan untuk Andersen dengan penerbitan empat terjemahan yang berbeda dari dongeng nya. The Little Mermaid muncul di majalah Bentley Miscellany. Hal ini diikuti oleh volume kedua, Indah Cerita untuk Anak. Dua volume lainnya antusias diterima adalah A Story Book Denmark dan Denmark Fairy Tales and Legends. Sebuah review yang muncul dalam jurnal Anthenaeum The (Februari 1846) dikatakan Cerita indah, “Ini adalah buku penuh dengan kehidupan dan mewah, sebuah buku untuk kakek tidak kurang dari cucu, bukan kata yang akan dilewati oleh mereka yang memiliki sekali di tangan. ” Andersen akan terus menulis dongeng, dan ia diterbitkan secara mencicil sampai 1872.
Tak bisa disangkal, cerita-cerita dongeng Andersen memang berisi pesan-pesan moral universal. Maka tidaklah mengherankan bila karya-karyanya itu kemudian diterjemahkan tak kurang ke dalam 147 bahasa di dunia. Buah tangannya pun tudak sebatas “pelajaran” untuk anak-anak melainkan dibaca oleh orang dewasa di seluruh dunia. Meski terjemahan karyanya baru muncul pertama kali dalam edisi bahasa Inggris pada 1846.
Bukan itu saja, H.C. Andersen disebut-sebut menanamkan banyak pengaruh kepada para penulis cerita lainnya di Eropa. Sebut saja Charles Dickens, pengarang Inggris yang terkenal dengan karya karya seperti A Christmas Carol in Prose, The Chimes, The Cricket on the Hearth, dan The Haunted Man and the Ghost’s Bargain. Juga pada pengarang Eropa lainnya seperti William Thackeray, Oscar Wilde dan C.S Lewis.
Dalam kurun 1840 hingga 1857, Andersen kembali melawat ke sejumlah negara Eropa, Turki, dan Afrika dan menuliskan kesan dalam buku-buku yang menuliskan kisah perjalanannya. Pada tahun 1855, Andersen menulis ulang memoarnya yang berjudul The Fairy Tale of My Life. Kisah hidup edisi ulang itulah yang hingga kini dinilai sebagai buku standar riwayat pendongeng legendaris ini.***

Pos terkait