Terkait Pernyataan Menag Yaqut, PWNU Sumbar Minta Komentar Tokoh Tidak Merugikan Sumbar

Ketua PWNU Sumbar Prof. Ganefri bersama Sekjen Suleman Tanjung. foto.dok

Padang, Mimbar — Pernyataan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas yang menganalogikan suara azan dengan suara anjing menggelinding bak bola salju di tengah tengah masyarakat. Berbagai tanggapan bahkan kecaman pun berseliweran di media sosial bahkan hingga media mainstream.
Di Sumbar, kritikan keras muncul dari Ketua Umum Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, H. Fauzi Bahar Datuk Bandaro Sati. Menanggapi hal tersebut, PWNU Sumatera Barat pun angkat bicara guna memberi pemahaman pada masyarakat.
Sekretaris PWNU Sumbar, Suleman Tanjung, kepada media, Jumat (25/2/2022) mengaku sangat memahami bahwa apa yang disampaikan oleh Ketua Umum LKAAM Sumbar sebagai bentuk kecintaan masyarakat terhadap agama Islam. Apalagi Sumbar atau ranah minang dikenal sebagai masyarakat yang rwligiua dan agamais, dengan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabbullah (ABS-SBK).
Meski demikian, Suleman Tanjung yang juga Wasekjen DPP PBNU, menyanyangkan pernyataan Ketua LKAAM Sumbar Fauzi Bahar Datuak Nan Sati tersebut. Apalagi dengan mengharamkan Menteri Agama datang ke Sumbar, hal ini merupakan sebuah pernyataan yang kurang tepat.
“Karena, sebagai pejabat negara setingkat menteri, tidak ada salahnya Menag Yagut berkunjung ke Sumbar, Sepanjang niatnya baik untuk Sumatera barat.
Suleman Tanjung juga nmengajak semua kader nahdliyin, mulai dari para ustadz, buya, kyai, GP Anshor , muslimat, Fatayat dan Badan otonom (Banom) yang ada di Nahdatul Ulama, agar tidak terprovokasi dan terpancing dngan statement yngg beredar, yang menyudutkan salah seorang kader NU yang saat ini menjabat sebagai menteri agama.
Putra asli Talu Pasaman ini juga Meminta kepada semua pemangku adat di Minangkabau da staneholder di Sumbar senantiasa menjaga kondisifitas ditengah masyarakat, agar tidak ada perpecahan dan konflik di tengah tengah masyarakat.
“Saya kenal baik dengan Menteri agama. Beliau adalah seorang ulama sosok yang religius, beliau juga dari ahlulsunnah wal jamaah, berprilaku baik, tidak seburuk yang masyarakat kira. Saya tahu persis itu,” ujar tanjung.
Secara hubungan kekerabatan, lanjut Tanjung, Menag Yaqut merupakan Anak dari KH Kholil Bisri, ulama besar yang berasal dari Jawa Tengah yang juga merupakan saudara kandungnya Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
“Dari segi keturunan, mereka itu anak kyai, yang saya meyakini adalah muslim yang taat dan baik,” tegas Tanjung.
Terpisah, Ketua PWNU Sumatera Barat, Prof. Ganefri menjelaskan bahwa pengaturan toa yang saat ini menjadi polemik di tengah masyarakat tidak persoalan. Ganefri menilai hanya sosialisasi yang kurang diterima oleh masyarakat.
“Saya bisa memastikan tidak ada niat dari Menteri Agama membanding-bandingkan. Beliau cuma memberikan contoh. Mungkin hanya pemilihan analoginya yang kurang pas dengan memakai kata kata hewan yang dianggap najis oleh umat Islam,” ungkap Prof. Ganefri yang juga Rektor UNP dua periode.
Terakhir, Ketua PWNU Sumbar ini juga berharap, tokoh tokoh Sumbar dalam menyikapi sesuatu, tidak membuat stamemen terlalu berlebihan sehingga berpotensi merugikan Sumtera Barat sendiri. (ms/ald)

Pos terkait