Padang, Mimbar — Pegiat pariwisata Sumbar, M. Zubrizul menilai, kunjungan yang dilakukan Kepala Dinas Pariwisata Sumbar ke sejumlah desa wisata yang jelas-jelas sudah berhasil mendapatkan penghargaan dan di bangun secara mandiri oleh anak nagari, pelaku, kampus serta pegiat wisata Sumbar, terkesan hanyalah mencari muka ke pimpinan. Karena, selama ini tidak ada yang diperbuat Dinas Pariwisata Sumbar terhadap objek wisata tersebut.
“Tak satupun kontribusi Dinas Pariwisata Sumbar untuk membina dari awal desa-desa wisata dan destinasi wisata tersebut. Karena, dari awal Dinas Pariwisata justru menolak hadirnya seaa wisata lwbih banyak di Sumbar yang dikembangkan baik oleh teman-teman kampus maupun pegiat pariwisata. Kini setelah sukses dan mendapatkan apresiasi nasional malah mengklaim seolah-olah itu hasil kerja keras mereka. Parahnya Dinas Pariwisata provinsi tak sedikitpun mau membantu desa-desa dalam pengisian jadesta untuk mengikuti ADWI 2021,” ungkap Zuhrizal kepada media ini, Jumat (14/1/2022) malam.
Yang lebih parahnya lagi, lanjut. Zuhrizul, Dnas Pariwisata Sumbar tidak pernah berusaha mempersiapkan desa-desa wisata yang akan bersaing dengan desa-desa wisata lainnya di Indonesia.
“Tapi setelah desa itu menang, justru mereka cari muka ke pimpinan. Hahahahaha.. ketawa saya melihat perangainya,” ujar Zuhrizul.
Seperti contoh nagari-nagari yang di kunjungi akhir-akhir ini seperti desa wisata Apar, desa wisata Sungai Batang , desa wisata budaya Sumpu , Kampung Sarugo, daya tarik wisata Puti di Talang Babungo dan Green Talao Park.
“Harusnya Dispar lakukan monitoring dan evaluasi untuk menentukan desa-desa wisata yang dijadikan pilot project. Lihat saja hasil GIPI award pada program Dispar di tahun 2021 yang didanai APBD Sumbar untuk pengembangannya dengan tim yang mereka bentuk dan SK kan. Sekarang sudah sampai dimana progresnya? Seperti Desa wisata Tungkal Selatan Pariaman, desa wisata Maligi Pasbar, desa wisata Pagaruyung Tanah Datar, desa wisata Simarasok Agam dan lainnya. Coba lihat, apakah telah ada peningkatan ekonomi masyarakat di desa tersebut? Dan bagaimana kelanjutan program ke depan? Tak jelas,” tegas Zuhrizul.
Karena itu ke depan, Zuhrizul berharap pihak Dinas Pariwisata Sumbar menghentikan pola-pola menjilat pimpinan. Buktikanlah ke pimpinan hasil-hasil kerja yang memang menjadi program yang bersangkutan dan jelaskan kepada publik seperti apa progresnya.
“Saya amati, beberapa bimtek yang di selenggarakan Dispar juga tidak memperlihatkan kemajuan, mulai dari sadar wisata para pelaku wisata juga even even yang di gelar,” ungkanya.
Ditambahkan, sudah basi pola-pola mencari nama dari hasil kerja orang lain. Saat ini publik semakin cerdas menilai mana yang hasil karya dan inisiatif dinas, mana yang mencari nama dari perjuangan orang lain dan dinas kab/kota.
“Semoga ini bisa menjadi evaluasi di akhir awal tahun buat Dinas Pariwisata Sumbar untuk kebangkitan wisata Sumbar,” pungkas Zuhrizul. (mn/*/ang)